PENGARUH PH TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU
Oleh:
Kelompok 5
XII IPA 2
Annisaul Mukramina
Arisyah Ulfah
A.Fina Anggraeni
Kardiansya
Mustamin
Astika Basri
SMAN 4 BANTIMURUNG-MAROS
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Nama Percobaan : Pengaruh pH terhadap pertumbuhan
kacang hijau.
Kajian Teori :
Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun
tanah mineral menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH.Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion‑ion lain ditemukan pula
ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada tanah‑tanah masam
jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-.Sedangkan pada tanah alkalis kandungan
OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah
bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7.
Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka
tanaman akan tumbuh kurang sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan
menghasilkan buah. Memang ada beberapa tanaman tertentu yang senang di tanah
asam ataupun basa.Ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit
sedangkan hara mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi.Hal ini mengakibatkan
tanaman kekurangan hara dan keracunan.
Ø
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan
biomassa atau ukuran (berat, volume, dan jumlah) yang sifatnya irreversibel
(tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kuantitatif ( dapat diukur ).
Perkembangan merupakan proses
perubahan/proses menuju kedewasaan. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi
sel (perubahan struktur dan fungsi sel), sifatnya irreversible (tidak dapat
kembali ke keadaan semula) dan kualitatif ( tidak dpat diukur).
Perkecambahan adalah salah satu tahap yang
termasuk ke dalam rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan berupa
tumbuhnya embrio yang terdapat pada biji. Embrio tersebut akan tumbuh menjadi
plantula (tumbuhan kecil) yang akan tumbuh semakin besar menjadi tumbuhan
dewasa. Perkecambahan suatu biji dipengaruhi oleh faktor internal (genetik dan
fisiologi) dan faktor eksternal ( Kelembaban, pH, air, oksigen, suhu, cahaya
dan nutrisi).
Ø
Jenis perkecambahan:
Perkecambahan tipe epigeal, ialah Perkecambahan
yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya
terjadi pada tanaman dikotil. Karena itu lah kacang tanah termasuk jenis
perkecambahan epigeal.
Perkecambahan
tipe hipogeal, ialah Perkecambahan yang ditandai dengan
posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada
tanaman monokotil.
Ø Tahap-tahap
perkecambahan
§ Proses perkecambahan diawali dengan
bakal biji yang membentuk zigot dan endosperma (cadangan makanan).
§ Zigot akan
berkembang menjadi sel basal dan sel terminal.
§ Sel
basal akan berkembang menjadi suspensor ( menyalurkan nutrisi dari endosperm ke
proembrio) dan sel terminal akan berkembang menjadi proembrio.
§ Setelah
mendapatkan nutrisi yang cukup, proembrio akan berkembang menjadi embrio.
§ Bakal
biji juga akan berkembang menjadi biji yang di dalamnya terdapat embrio,
kotiledon (keping biji), hormon dan enzim pertumbuhan.
§ Jika biji ditanam dalam suatu media
(misalnya tanah) dan diberi air, akan terjadi proses imbibisi (masuknya molekul
– molekul air ke dalam biji melalui testa/kulit biji).
§ Proses imbibisi akan mengubah
kondisi di dalam sel dan mengaktifkan enzim – enzim pertumbuhan. Enzim – enzim tersebut akan
mengatalisis reaksi biokimiawi.
§ Proses imbibisi juga mengaktifkan
hormon giberelin yang mensekresikan hormon alfa amilase ( memecah enzim amilase
menjadi glucosa ) dan protease ( memecah protein menjadi asam-asam amino )
disebut proses metabolisme yang akan menghasilkan ATP.
§ ATP
yang dihasilkan digunakan untuk proses diferensiasi sel, organogenesis, dan
plantula (tumbuhan kecil yang tumbuh dari biji).
§ Plantula
akan mengalami diferensiasi menjadi radikula (calon akar), kotiledon (calon
daun), dan kalikulus (calon batang).
§ Plantula
akan berkecambah berkembang menjadi individu baru berupa tumbuhan muda. Mulai
membentuk organ-organ ( penyempurnaan organ ).
§ Seiring
dengan berjalannya waktu, terjadilah pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder dan tumbuhan akan semakin tumbuh dan berkembang agar menjadi tumbuhan
lengkap.
Ø Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan :
1.
Faktor dalam (internal) :
Hormon tumbuhan :
Hormon auksin bekerja
merangsang pembelahan dan pemanjangan sel – sel, meningkatkan perkembangan
bunga dan buah dan merangsang terjadinya fototropisme.
Hormon giberilin
bekerja merangsang pertumbuhan batang dan daun dan berperan penting dalam
proses perkecambahan (merangsang embrio, membentuk suspensor).
Hormon sitokinin
bekerja mengatur pembentukan bunga dan buah, merangsang pertumbuhan jaringan
meristem lateral dan mematahkan dormasi biji untuk perkembangan embrio.
Asam absisat bekerja
berlawanan dengan hormon auksin, giberilin, dan sitokinin. Asam absisat
mendorong dormasi biji agar tidak berkecambah dan menghambat pembelahan dan
perkembangan sel di titik tumbuh.
Gas etilen berbentuk gas, bekerja membentuk batang menjadi
kokoh dan tebal, mempercepat pematangan buah, dan merangsang penuaan daun dan
pembusukan buah.
Asam traumalin bekerja merangsang pembelahan sel di daerah yang
luka agar sel – sel di bagian luka membelah dan luka cepat tertutup.
Hormon kalin bekerja merangsang pertumbuhan dan perkembangan
organ tumbuhan. Terdapat empat jenis hormon kalin, yaitu kaukalin (pertumbuhan batang), alokalin
(pertumbuhan daun), rhizokalin
(pertumbuhan akar), dan artokalin
(pertumbuhan bunga).
Kematangan
embrio :
Embrio harus mengalami pematangan oleh
hormon – hormon agar mengalami proses diferensiasi sel, histogenesis, dan
organogenesis sehingga terbentuk kecambah dan berkembang menjadi individu baru.
Faktor
genetis :
Gen yang diturunkan dari tanaman induk ke
embrio bisa saja gen dominan, sehingga tumbuhan dapat bersaing mendapatkan
nutrisi dengan tumbuhan lain. Atau gen resesif yang tumbuh tidak optimal dan
tidak mampu bersaing dengan tumbuhan lain.
2.
Faktor luar (eksternal) :
Kelembaban
udara : Jika kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat sehingga
penyerapan air dan zat – zat mineral juga meningkat. Hal ini akan membuat pertumbuhan tanaman
meningkat. Begitu juga sebaliknya.
Intensitas cahaya : Fotosintesis hanya bisa terjadi jika ada
cahaya. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak
tersedia sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Intensitas
cahaya juga berpengaruh terhadap kerja hormon auksin.
Suhu : Hormon hanya dapat bekerja optimal jika suhu
lingkungan juga optimal. Jika suhu melebihi optimal, aktivitas hormon akan
berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel
akan terganggu sehingga pertumbuhan juga terganggu.
Nutrisi : Nutrisi diperlukan sebagai sumber energi dan
sebagai penyusun komponen – komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Jika tumbuhan kekurangan nutrisi, akan mengalami defisiensi.
Kadar oksigen (areasi) : Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar
untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan
sel – sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam
tanah.
Kadar
air : Air yang cukup diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dari dalam
tanah. Air juga berperan dalam peristiwa imbibisi yang menyebabkan perubahan
kondisi di dalam sel sehingga hormon – hormon pertumbuhan diaktifkan.
pH tanah : derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritmaaktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis.Skala pH bukanlah skala absolut.Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.
Ø Pentingnya pH Tanah
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting
karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N),
Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah
tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Jika pH
larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat)
menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman
pada pH antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman.Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman.Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
Tujuan Percobaan :
1. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap
pertumbuhan kacang hijau.
2. Untuk mengetahui jangka waktu tumbuh kecambah
kacang hijau.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
3 gelas Plastik ( wadah untuk meletakkan kapas dan kacang hijau )
Sendok ( untuk menyiram kacang hijau )
Kertas Lakmus ( mengukur pH )
Tanah ( media tanam )
Mistar (mengukur batang kacang hijau)
2. Bahan :
Kacang hijau ( di tanam di tanah )
Air sumur ( larutan netral )
Air jeruk ( larutan asam )
Air Sabun ( larutan basa )
Cara Kerja :
a)
Mengukur dan mencatat pH dengan kertas lakmus.
b) Mengambil biji kacang hijau yang sudah
dibersihkan, kemudian dimasukkan kedalam 3 buah gelas plastic yang telah diberi
label A (yang diberi air jeruk), label B (yang diberi air sumur), label C (yang
diberi air sabun) masing-masing gelas dibagian dasarnya telah dilapisi tanah.
c)
Menyimpan 3 buah gelas plastic tersebut di green house.
d) Mengamati
proses perkecambahan selama 6 hari.
e) Mencatat setiap perubahan yang dialami setiap
hari.
f) Setelah
6 hari, membuat table pengamatan.
Hipotesis :
pH dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan batang pada kacang hijau.
Hasil
Pengamatan :
Dalam penilitian ini tiap tanaman diberi pH yang
berbeda dan diukur, dimana Pot A diberi air jeruk yang bersifat asam, Pot B
diberi air sumur yang bersifat netral dan yang bersifat basa yaitu air sabun. Dalam penelitian kami menulis data
berdasarkan biji yang tumbuh paling tinggi dari ketiga pot tersebut.Dari hasil
tersebut dapat diliat data sebagai berikut.
POT
|
Hari Ke
|
Ket
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Rata-Rata
|
||
A
(Asam)
|
Belum
tumbuh
|
Belum
tumbuh
|
Belum
tumbuh
|
0,5
|
0,7
|
0,8
|
0,67
|
Mengalami
bau yang busuk
|
B (Netral)
|
Belum
tumbuh
|
Belum
tumbuh
|
Belum
tumbuh
|
2,4
|
7,2
|
10,1
|
6,57
|
Mengalami
pertumbuhan yang stabil
|
C
(Basa)
|
Belum
tumbuh
|
Belum
tumbuh
|
Belum
tumbuh
|
0,2
|
0,3
|
1,5
|
0,67
|
Mengalami
pengkerutan pada daun
|
Pembahasan :
Berdasarkan percobaaan yang telah dilakukan, membuktikan bahwa
pH mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. Tanaman yang disiram dengan air
jeruk(bersifat asam) akan mengalami bau yang busuk dan tumbuh tidak sempurna.
Hal ini disebabkan karena rusaknya sel-sel akar, terutama sel-sel akar tumbuhan
muda. Tanaman yang disiram dengan air sabun(bersifat basa) akan mengalami
pengkerutan pada daun, tumbuh tidak sempurna dan lebih bagus pertumbuhannya
dari pada air jeruk. Hal ini disebabkan karena tanah yang tingkat kebasaannya
tinggi pasti mengalami kalsium yang sangat tinggi. Tanaman yang disiram dengan
air sumur(bersifat netral) akan mengalami pertumbuhan yang stabil. Hal ini
disebabkan karena pH yang diberikan tidak kurang dan tidak lebih atau netral,
sehingga tidak mengganggu proses perkecambahan dan kecambah akan tumbuh
sempurna.
Analisis
Data :
Tanaman kacang hijau belum tumbuh pada hari pertama
hingga hari ketiga, tanaman kacang hijau mulai tumbuh pada hari keempat dengan
ketinggian yang berbeda-beda, tanaman kacang hiaju pada pot B lebih tinggi dari
pada pot A dan pot C, yaitu pot A 0,5 cm, pot B 2,4 cm, dan pot C 0,2 cm.
Pada hari kelima, tanaman yang diberi air jeruk mencapai
ketinggian 0,7cm, pada air sumur 7,2cm, dan pada air sabun 0,3 cm.
Pada hari keenam, tanaman yang diberi air jeruk
mencapai ketinggian 0,8cm, pada air sumur 10,1 cm, dan pada air sabun 1,5cm.
Keadaan tanaman yang diberi air jeruk busuk dan
tidak memiliki daun, pada air sumur keadaan stabil, pada air sabun daun
mengkerut.
Kesimpulan
dan Saran :
Ø Kesimpulan :
1. Semakin rendah
pH Air yang disiramkan, tanaman akan cepat mati, karena rusaknya sel-sel akar. Terutama sel-sel akar
tumbuhan muda.
2. Semakin tinggi pH Air yang disiramkan ,
tanaman akan tumbuh subur, karena tanah yang tingkat kebasaannya tinggi pasti mengandung
kalsium yang sangat tinggi.
3. pH air yang diberikan kurang
atau lebih akan mengganggu proses perkecambahan. Kecambah akan tumbuh
tidak sempurna.
Ø Saran :
1.
Pada
saat melakuakan pencampuran media tanam tanah dengan media-media tanam organik,sebaiknya
takarannya harus sama.
2. Pada saat melakukan penyiraman,
seharusnya takaran yang di teriama oleh masing-masing tanam didalam satu gelas
(pot) harus sama.
3. Pada saat melakukan pengukuran dan
penyiraman terhadap tanaman, sebaiknya waktu pengkuran dan penyiraman harus
sama.
makasih ya....:)
BalasHapus